Senin, 04 Juli 2022

Jenis-Jenis Intoleransi Susu/Laktosa dan Dietnya

 



Secara umum, penyakit Intoleransi Susu/Laktosa dapat dibagi menjadi 4 golongan : 

1. Intoleransi laktosa bawaan 

Golongan ini jarang sekali ditemukan, dimana tidak ditemukan sama sekali aktivitas laktase. Gejalanya setelah dapat ASI atau PASI pertama timbul diare, muntah, perut kembung dan bayi sering menangis. Akibatnya pertumbuhan kurang dengan berat badan yang tidak naik.

 Dietnya : diberi formula tanpa laktosa 

2. Severe Lactose Intoleransi

 Golongan ini juga jarang, tapi berlainan dengan Intoleransi bawaan. Patogenesisnya adalah terdapatnya lambung dengan permiabilitas yang abnormal terhadap laktosa, hingga laktosa langsung diserap lambung dan menyebabkan keracunan ginjal dan hati ( tidak diubah dulu menjadi monosakarida ), walau tidak terdapat kekurangan laktase. Pemberian makanan yang mengandung laktosa menyebabkan muntah, laktosuria, aminoaciduria dan pertumbuhan terganggu. 

Dietnya : diberi formula tanpa laktosa 



3. Kekurangan Laktase Primer 

Merupakan kejadian yang normal pada sebagian besar manusia, bahwa mulai umur 3 – 5 tahun aktivitas enzim mulai menurun tapi tidak menghilang total. Walaupun hasil tes toleransi positif, pemberian susu tidak melebihi satu gelas tiap kali jarang memberikan gejala. Susu merupakan sumber protein, kalsium dan zat-zat gizi lain yang baik, terutama di negara berkembang, sehingga bisa tetap diberikan. Tapi ada juga yang pemberian satu gelas susupun dapat memberikan rasa mual, sakit perut dan mencret. 

Dalam hal ini susu harus diencerkan untuk menurunkan kadar laktosanya atau diberi susu rendah laktosa. 

4. Kekurangan Laktase Sekunder 

Aktivitas laktase menurun disebabkan oleh kerusakan brush border mukosa. Aktivitas laktase sangat sensitive terhadap kerusakan mukosa tersebut disbanding enzim lainnya. Laktase ini yang pertama akan menurun dan terakhir normal kembali bila ada pemulihan. Kerusakan mukosa dapat disebabkan oleh infeksi usus oleh parasit, kuman, virus dan sebagainya. Bisa juga karena atrofi pada KEP ( Kurang Energi Protein ). Kelainan bersifat tidak permanent, menghilang dengan membaiknya keadaan.

 Apabila anak masih mendapat ASI sebaiknya diteruskan pemberiannya walaupun ASI mengandung banyak laktosa, sebab dalam ASI terdapat banyak zat-zat anti infeksi yang dapat mempertinggi daya tahan tubuh. Pemberian PASI ( Pengganti ASI ) harus hati-hati, diencerkan atau dihentikan terlebih dahulu selama sakit atau memakai formula khusus rendah laktosa.

Demikian jenis-jenis intoleransi susu/laktosa serta penanganan diet pada intoleransi susu yang dapat kita lakukan. Semoga bermanfaat. 

0 komentar:

Posting Komentar