Sabtu, 02 Juli 2022

Ini Kelebihan dan Keburukan Pola Makan Vegetarian terhadap Kesehatan

 


Ada berbagai macam aliran vegetarian, seperti Vegan yang hanya makan sayuran, Lactovegetarian yang memperbolehkan minum susu, ovovegetarian boleh makan telur dan Semivegetarian yang memperbolehkan makan daging ayam.

Secara umum menjadi vegetarian akan memperkecil kemungkinan terserang penyakit degeneratif. Lemak hewani mengandung sangat banyak lemak jenuh. Jenis lemak ini mengandung banyak kolesterol yang dapat mengendap pada dinding pembuluh darah sehingga pembuluh darah menjadi keras dan menyempit disebut arteriosklerosis, akibatnya pasokan darah berkurang. 



Bila hal ini terjadi pada pembuluh darah jantung, maka suplai oksigen dan nutrisi ke otot jantung akan berkurang dan akhirnya terjadilah penyakit jantung koroner. Bila penyumbatan terjadi di otak, maka akan terjadi perdarahan dalam otak yang disebut stroke. Dalam buah dan sayuran banyak mengandung serat. Konsumsi tinggi serat akan mengeliminasi kecenderungan meningkatnya kadar kolesterol darah. Hal ini karena serat makanan mampu mengikat asam dan garam empedu, berarti serat mencegah penyerapan lemak oleh usus kemudian dikeluarkan bersama tinja. Dengan demikian, serat membantu mengurangi kadar kolestrol dalam darah. Serat larut air menurunkan kadar kolesterol darah lebih dari 5%. Ini pulalah yang membuat penganut vegetarian menjadi tidak mudah terkena penyakit kardiovaskuler dan arteriosklerosis.



Kelebihan lain, serat mempercepat waktu tinggal (transit time) sisa makanan dalam usus besar. Akibatnya zat-zat racun tidak sempat terserap ulang oleh dinding usus, lantaran sudah lebih dulu terbuang bersama feses. Mekanisme ini membuat kaum vegetarian dijauhkan dari kemungkinan terserang kanker usus. Selain itu kaum vegetarian umumnya tidak mudah menjadi gendut dan punya status kesehatan yang baik. Serat yang bersifat banyak makan tempat (bulky) membuat cepat kenyang sebelum makan terlalu banyak.



Tapi disamping beberapa kelebihan diatas, kekurangannya juga bukan tidak ada. Vegan, terlebih Fruktarian mempunyai resiko terkena defisiensi vitamin B12 karena vitamin ini banyak terdapat dalam daging, telur, ikan dan produk susu, dimana vitamin ini adalah merupakan faktor pembentuk sel darah merah Ancamannya adalah terkena Anemia Macrocytic megaloblastic yaitu sum-sum tulang tidak dapat memproduksi sel-sel darah merah dengan normal sehingga daya angkut hemoglobin terbatas . Selain itu, zat besi yang terdapat dalam tanaman penyerapannya akan kurang efektif apabila dalam penyantapannya tidak dibarengi dengan daging atau ikan sebagai penyusun hemoglobin dan mioglobin. Hal ini akan memperparah kondisi anemia yang terjadi. Penganut Vegan juga bisa menderita kekurangan kalsium karena kalsium juga banyak terdapat dalam daging, ikan dan hasil olahannya, yang berakibat rapuhnya tulang dan gigi sehingga timbul Osteoporosis dini.

Sedangkan Lactovegetarian dan Ovovegetarian agak lumayan, walaupun mereka juga terkena dampak defisiensi Fe dan Ca tapi tidak separah Vegan dan Fruktarian. Hal ini karena mereka masih mengkonsumsi produk hewani. Kalau begitu bagaimana dengan Semivegetarian ? Golongan inipun tidak boleh berbangga dulu. Biarpun mereka beruntung karena boleh tetap mengkonsumsi daging, tapi kalau tidak bisa membatasi diri makan daging ayam, penganut aliran Semivegetarian ini sama rawannya dengan Nonvegetarian terhadap serangan penyakit akibat tingginya kadar lemak dalam darah. Ternyata kandungan lemak hewani dalam “daging merah” yang dipantangkan khususnya sapi, justru cuma sekedar 10-22 %, sementara kadar lemak daging ayam yang boleh dimakan malah lebih dari 25 %, bahkan lebih bila dimakan berikut kulitnya.

Vegetarian harus tahu bahan-bahan makanan apa saja yang harus dikonsumsi agar mutu gizi dalam makanannya meningkat. Bagi Vegan dan Fruktarian, perbanyaklah konsumsi buah yang tingggi vitamin C seperti jeruk dan jambu biji. Vitamin C akan mengefektifkan penyerapan Fe dalam sayuran (diluar daging dan ikan) sehingga resiko anemia bisa terhindarkan, sedang vitamin B12 dapat diperoleh dengan banyak mengkonsumsi hasil fermentasi kedelai seperti tempe dan tahu. Kalsium dapat diperoleh dari mengkonsumsi susu kedelai. Sebaiknya pula dalam menu vegetarian harus ada lebih dari satu jenis kacang-kacangan atau hasil olahannya. Bisa kombinasi dari bahan makanan seperti kacang hijau, kedelai, kacang merah, kacang tanah atau hasil olahannya seperti tempe, tahu, oncom, selai kacang dan lain-lain, hal ini adalah untuk menambah nilai gizi yang kita makan.

Bagi penganut Ovolactovegetarian, susu tidak akan terlalu berarti bila tidak diminum setiap hari. Paling tidak segelas dan sebaiknya susu berlemak (Whole milk). Telur cukup 2 – 3 butir dalam seminggu. Sedang untuk Semivegetarian, jangan konsumsi daging ayam berlebihan, daging ikan mungkin lebih baik karena mengandung asam lemak Omega-3. Anda berminat menjadi vegetarian ? Boleh-boleh saja, tapi harus mematuhi rambu-rambu diatas supaya defisiensi tidak terjadi. Lebih baik kalau jangan memilih menjadi Vegan, terlebih Fruktarian!

 

0 komentar:

Posting Komentar