Salah satu jenis kanker yang angka kematiannya tinggi adalah kanker leher rahim (Kanker Serviks). Setiap tahun di dunia diperkirakan terjadi sekitar 500.000 kejadian Kanker leher rahim (kanker serviks) baru dan 250.000 kematian tiap tahunnya, dimana sekitar 80 % terjadi di negara-negara berkembang.
Sebuah penelitian tentang beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kanker leher rahim (kanker serviks) di RSUD Prof. Dr.Margono Soekarjo Purwokerto telah dilakukan. Penelitian ini dilakukan oleh Nurwathon Aulia dkk dan dimuat di Jurnal Kesmas Indonesia Volume 02 (02) Juli 2009.
Metode penelitian menggunakan rancangan kasus kontrol, dimana populasi studi dibagi 2 kelompok yaitu kelompok kasus dan kelompok kontrol. Populasi kasus adalah semua penderita yang didiagnosis menderita kanker leher rahim melalui pemeriksaan pap smears di RSUD Prof. Dr.Margono Soekarjo dari bulan Juni-Nopember 2008 yaitu sebanyak 126 orang. Populasi kontrol adalah pasien yang menjalani pap smears tapi dinyatakan tidak menderita kanker leher rahim. Variabel yang diamati meliputi pendidikan, usia menikah, paritas (jumlah anak) dan kontrasepsi oral.
Setelah data yang terkumpul dilakukan uji analisis secara statistik ditemukan 3 variabel utama yang paling berpengaruh terhadap kejadian kanker leher rahim, yaitu pendidikan, usia menikah dan jumlah anak (paritas). Wanita yang berpendidikan dasar mempunyai risiko 4,05 kali lebih besar terkena kanker leher rahim dibanding wanita berpendidikan lanjut. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dalam mengatur banyaknya jumlah anak dan jarak kelahiran, serta dapat mengakses informasi kesehatan lebih banyak.
Usia menikah mempunyai nilai Odds Ratio 4,42 , yang berarti wanita yang menikah pada usia dibawah atau sama dengan 20 tahun mempunyai risiko 4,42 kali terkena kanker leher rahim dibanding yang menikah diatas usia lebih dari 20 tahun. Wanita yang menikah usia muda maka akan mulai melakukan hubungan seksual pada usia muda juga. Sementara sel-sel leher rahim yang sedang berkembang belum matang dan masih rentan terhadap rangsangan dari luar termasuk zat kimia yang dibawa oleh sperma. Selain itu juga karena kurang menjaga kebersihan alat reproduksi sehingga bakteri patogen di vagina tambah banyak dan menyebabkan timbulnya suatu penyakit.
Adapun wanita yang mempunyai Paritas lebih dari 4 akan mempunyai risiko 6,62 kali lebih besar terkena kanker leher rahim dibanding yang mempunyai anak kurang dari 4. Paritas dihitung semua riwayat kehamilan, baik yang lahir jadi anak atau yang pernah mengalami keguguran. Makin banyak anak maka makin tinggi risiko terkena kanker leher rahim, apalagi bila jarak persalinan terlampau dekat. Hal ini bisa disebabkan karena terjadi perlukaan pada leher rahim selama persalinan, pengaruh hormonal selama kehamilan atau perubahan-perubahan pada epitel leher rahim berbentuk silindris yang akan sangat banyak mengalami perubahan pada wanita yang sering melahirkan.
Analisis lanjut menemukan bahwa variabel paritas yang paling berpengaruh terhadap kejadian kanker leher rahim. Oleh karena itu dianjurkan bagi para wanita untuk membatasi jumlah anak dan mengatur jarak kelahiran untuk meminimalkan risiko terjadinya kanker leher rahim.
0 komentar:
Posting Komentar