Banyak orangtua yang meyakini bahwa pemberian
suplemen itu penting bagi anak. Hal ini karena suplemen dianggap dapat
meningkatkan kesehatan anak maupun berat badannya. Padahal sebenarnya suplemen
hanyalah pelengkap, dan tidak dapat dianggap sebagai pengganti makanan utama.
Untuk itu, apabila anak kita lapar, jangan dulu diberikan makanan atau minuman
dalam bentuk suplemen, apalagi menganggapnya sebagai prioritas.
Setiap suplemen makanan atau minuman, diformulasikan
agar mudah diserap oleh tubuh. Akibatnya jika terlalu sering diberikan, maka
organ pencernaan anak akan menjadi “manja”.
Maksudnya, begitu diberikan makanan yang mengharuskan organ pencernaannya
bekerja lebih keras seperti mencerna
daging, maka organ itu akan sulit menerima. Akibatnya makanan tidak dapat
dicerna dengan baik.
Agar kita tidak memberikan suplemen berlebihan pada
anak, kenali karakteristik anak yang memang membutuhkan suplemen:
1. Anak yang kurang gizi (Malnutrisi)
2. Anak yang baru sembuh dari sakit dan kondisinya
belum pulih
3. Anak yang metabolisme tubuhnya mengalami gangguan
4. Anak yang menderita penyakit kronis,misalnya:
paru-paru
5. Anak yang hanya mau makan makanan tertentu saja (Picky Eater).
Berikut ini adalah akibat yang muncul jika Suplemen
dikonsumsi berlebihan dan dalam waktu
lama:
1. Vitamin A
Anak akan terlihat letih, kadang mual dan muntah,
serta bisa mengakibatkan organ hati membesar
2. Vitamin C
Mengarah pada pengkristalan pada ginjal (batu
ginjal), disebabkan mengendapnya Vitamin
C pada ginjal
3. Vitamin E
Meningkatkan risiko
pendarahan
4. Kalsium
Memicu sembelit dan mempengaruhi penyerapan mineral
lain, seperti Seng dan Besi yang sangat dibutuhkan dalam proses pertumbuhan.
Melihat
akibat diatas, maka bijaklah Bunda dalam memberikan suplemen untuk anak
kita. Solusi agar anak sehat, selain suplemen adalah memberikan makanan alami bergizi yang seimbang. Variasiakan jenis dan
menunya sehingga anak tertarik mau mau memakannya. Dengan demikian kecukupan
gizi anak akan terpenuhi tanpa perlu tergantung pada pemberian suplemen.
Sumber: Eveline & Nanang Djamaludin. 2010.
Panduan Pintar Merawat Bayi dan Balita. Wahyu Media
0 komentar:
Posting Komentar